PERTAMA
1. Berwudhu terlebih dahulu. (HR. Muslim)
2. Berniat di dalam hati dan tidak dilafazhkan (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Menghadap kiblat, yaitu Ka’bah (QS. Al Baqarah : 144).
Perhatian : Menghadap ka’bah bukan berarti menyembah ka’bah, tetapi tetap menyembah Allah. Kita menghadap ka’bah karena kita diperintahkan oleh Allah untuk itu dan kita pun tunduk pada perintahNya.
4. Menempatkan sutrah di hadapanmu. Yaitu, pembatas. Seperti : tembok, tiang, dll. Tinggi sutrah (minimal) yaitu satu hasta (dari ujung jari tengah sampai siku (HR. Muslim)). Sedangkan jarak antara sutrah dan tempat sujud kira- kira bisa dilalui seekor kambing (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Lakukanlah shalat dengan berdiri (Lihat Gambar No. 1), bila tidak mampu maka boleh duduk. Bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring, dan jika tidak mampu menggerakkan anggota badan maka boleh dengan isyarat. Bila tidak dengan isyarat maka dengan hati (HR. Bukhari).
KEDUA
1. Bertakbiratul ihram, dengan mengucapkan ”Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu (HR. Bukhari dan Muslim) atau telinga (HR. Bukhari dan Muslim) serta melihat tempat sujud, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri (HR. Bukhari dan Muslim). (Lihat Gambar No.2 dan 3).
2. Mengangkat kedua tangan ketika bertakbir bisa dilakukan dengan salah satu dari tiga keadaan :
Sebelum ucapan tabir ((HR. Muslim)
Bersamaan dengan ucapan tabir (HR. Bukhari dan Abu Dawud)
Sesudah ucapan takbir (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Jari – jemari tangan saat takbir dirapatkan, namun tidak digenggam dan jari – jemarinya , menghadap ke atas (HSR. Abu Dawud).
KETIGA
1. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau di pergelangan, atau di lengan bawah tangan kiri, atau tangan kanan menggenggam tangan kiri (HSR. An Nasaa’i) dan posisi kedua tangan di dada (HSR. Abu Dawud dan An Nasaa’i). (Lihat Gambar No.4, 5 dan 6).
2. Membaca doa Istiftah, di antaranya :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَـهَ غَيْرُكَ
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaranMu, tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. (HSR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
KEEMPAT
1. Membaca ta’awwudz.
2. Membaca basmalah, dipelankan (tidak dikeraskan (HSR. AN Nasaa’i), kemudian dilanjutkan dengan surah Al Fatihah.
KELIMA
1. Membaca : “Aamiin” setelah selesai mebaca “Waladhdhaalliin” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Setelah membaca al Fatihah, bacalah salah satu surat atau ayat – ayat yang Engkau hafal (HR. Bukhari dan Muslim). Bacaan surah atau ayat – ayat ini dibaca pada rakaat pertama dan kedua saja.
3. Setelah selesai membaca surah, maka berdiam sejenak (thuma’niinah) (HSR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
KEENAM
1. Melakukan ruku’ sambil bertakbir (mengucapkan : “Allahu Akbar”) dan mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau telinga (HR. Bukhari dan Muslim).
Posisi ruku’ : Punggung rata dan kepala sejajar dengan punggung (HSR. Abu Dawud). Kedua telapak tangan diletakkan (HR. Bukhari) atau menggenggam (HSR. Abu Dawud) kedua lutut dan jari – jemari direnggangkan (HR. Bukhari).
2. Lakukanlah ruku’ dengan thuma’niinah, yaitu diam sejenak hingga tulang – tulang menempati posisinya (HR. Bukhari dan Muslim). (Lihat Gambar No.7 dan 8).
3. Kemudian membaca : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْم
“Maha suci Allah yang Maha Agung”, sebanyak 3 kali . (HR. Muslim)
KETUJUH
1. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) dengan mengngkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau kedua telinga (Lihat Gambar No 9). Sambil mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه
“Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Setelah tegak berdiri (Lihat Gambar No 10), lalu mengucapkan :
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku memujiMu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
KEDELAPAN
1. Melakukan sujud sambil bertakbir , kemudian meletakkan kedua lutut terlebih dahulu dari kedua tangan (atau boleh pula sebaliknya) (HSR. Abu Dawud). (Lihat Gambar No. 11).
2. Posisi sujud : Kedua telapak tangan dibuka, tidak mengepal dan diletakkan sejajar dengan bahu atau telinga, kedua siku diangkat, dijauhkan dari lantai dan direnggangkan/dijauhkan dari lambung kiri dan kanan, sehingga ketiak kelihatan kecuali ketika shalat berjamaah, maka kedua siku dirapatkan ke sisi lambung (dikondisikan) (HSR. Abu Dawud dan An Nasaa’i). (Lihat Gambar No. 12).
3. Posisi jari –jemari ketika sujud, dirapatkan (HSR. Ibnu Khuzaimah) dan menghadap kiblat (HR. Bukhari).
KESEMBILAN
1. Posisi ketika sujud : Kedua paha dibuka (HR. Bukhari dan Muslim), lalu ujung jari – jemari kaki menghadap kiblat dan kedua telapak kaki ditegakkan serta kedua tumit dirapatkan (HSR.Ibnu Khuzaimah ).(Lihat Gambar No.13)
2. Jarak antara paha dan lambung dijauhkan (Kitab Al Qaulul Mubin Fii Akhta Al Mushallin).
3. Sujudlah dengan thuma’ninah dan lakukanlah dengan menempelkan tujuh anggota badan : dahi dan hidung (1), kedua tangan (2), kedua lutut (2), dan ujung jari – jemari kedua kaki (2). (HR. Bukhari dan Muslim). (Lihat Gambar No. 14).
4. Bacaan ketika sujud :
سُبْحَانَ رَبِّي اﻷﻋﻠﻰ
“Maha suci Allah yang Maha Tinggi” , sebanyak 3x (HR. Muslim)..
KESEPULUH
Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk iftirasy (untuk duduk di antara du sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan (HR. Muslim) (Lihat Gambar No. 15)
KESEBELAS
Posisi tangan ketika duduk iftirasy : Telapak tangan kanan di atas paha kanan, demikian pula dengan tangan kiri (HR. Muslim). Atau telapak tangan kanan diletakkan di lutut kanan seolah-olah menggenggamnya, demikian pula dengan tangan kiri (HSR. An Nasaa'i). (Lihat Gambar No. 16 dan 17).
Membaca doa :َ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي
“ Ya Rabbku ampunilah aku, “ Ya Rabbku ampunilah aku”. (HSR. Abu Dawud)
Rabu, 29 April 2009
Sifat Shalat Nabi (1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar