Berikut ini adalah adab-adab dalam bermajelis :
1. Mengucapkan salam kepada ahli majelis jika ia hendak masuk dan duduk pada majelis tersebut, hendaknya ia mengikuti majelis tersebut hingga selesai. Jika ia hendak meninggalkan majelis tersebut, ia harus meminta izin kepada ahli majelis lalu mengucapkan salam.
2. Tidak menyuruh seseorang berdiri, pindah atau bergeser agar ia menempati tempat duduknya, dan selayaknya bagi ahli majelis yang telah duduk dalam majelis merenggangkan tempat duduknya, agar seseorang yang mendatangi majelis tadi mendapatkan tempat duduk. Hal ini sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيهِ وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا وَتَوَسَّعُوا
“Janganlah kalian menyuruh temannya bangkit dari tempat duduknya, akan tetapi hendaklah kamu memperluasnya.” (Muttafaq ‘alaihi).
3. Tidak memisahkan dua orang yang sedang duduk agar ia dapat duduk di tengah-tengahnya, kecuali dengan seizinnya, sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا يَحِلُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ اثْنَيْنِ إِلَّا بِإِذْنِهِمَا
“Tidak halal bagi seorang laki-laki duduk di antara dua orang dengan memisahkan mereka kecuali dengan izinnya.” (HR Abu Dawud dan Turmudzi, hadits Hasan)
4. Apabila seseorang bangkit dari tempat duduknya meninggalkan majelis kemudian kembali lagi, maka ia lebih berhak duduk di tempat yang ditinggalkannya tadi. Sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إ ِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ رَجَعَ إِلَيْهِ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ
“Apabila seseorang bangkit dari duduknya lalu ia kembali, maka ia lebih berhaq duduk di tempatnya tadi.” (HR Abu Dawud dan Turmudzi, hadits Hasan)
5. Seseorang di dalam majelis hendaknya memperhatikan adab-adab sebagai berikut :
Duduk dengan tenang dan sopan, tidak menganyam jari, mempermainkan jenggot atau cincinnya, banyak menguap, memasukkan tangan ke hidung, dan sikap-sikap lainnya yang menunjukkan ketidakhormatan kepada majelis.
Tidak terlalu banyak berbicara, bersenda gurau ataupun berbantah-bantahan yang sia-sia, serta tidak berbicara dua orang saja dengan berbisik-bisik tanpa melibatkan ahli majelis lainnya.
Mendengarkan orang lain berbicara hingga selesai dan tidak memotong pembicaraannya.
Tidak berbicara dengan meremehkan lalu tidak menghormati ahli majelis lain, tidak merasa paling benar (ujub) dan sombong ketika berbicara.
Menjawab salam ketika seseorang masuk ke majelis atau meninggalkan majelis.
Tidak memandang ajnabiyah (wanita bukan mahram), berbasa-basi dengannya, ataupun melanggar batas hubungan lelaki dengan wanita muslimah bukan mahram, baik kholwat (berdua-duaan antara laki-laki dan wanita bukan mahram) maupun ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan bukan mahram).
6. Disunnahkan membuka majelis dengan khutbatul hajah, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa membacanya setiap akan khuthbah, ceramah, baik pada pernikahan, muhadharah (ceramah) ataupun pertemuan, dan sunnah inipun dilanjutkan oleh sahabat-sahabat lainnya dan para as-Salaf Ash-sholeh (Lihat Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah hal 144-145).
7. Disunnahkan menutup majelis dengan do’a kafaratul majelis. Lafadhnya adalah sebagai berikut :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ (حديث صحيح , رواه الترمذي(
Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmudzi, Shahih). Diriwayatkan pula oleh Tirmudzi, ketika Nabi ditanya tentang do’a tersebut, beliau menjawab, untuk melunturkan dosa selama di majelis.
(Disarikan dari Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakar Al-Jaza'iri, hal. 139-141, Fashlu Tsamin (Bab VIII), fi Adabi Al-Julusi wa Al-Majlisi (Adab dalam bermajlis)
Sumber :
Maktabah Abu Salma Al-Atsari : http://abusalma.wordpress.com/e-books/e-books-word
SUPLEMEN : “Tahukah Anda ?...”
“ Keajaiban si Biji Hitam “
( Mengambil Hikmah dari Habbatus Sauda' )
Habbatus sauda' atau Nigella Sativa (latin) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan jintan hitam adalah salah satu anugerah yang Allah berikan kepada manusia. Dia menganjurkannya untuk dikonsumsi oleh manusia, baik ketika mereka sedang sakit, maupun di kala sehat (untuk menjaga stamina). Hal ini sebagaimana yang disampaikan melalui lisan rasul-Nya, artinya : “Sesungguhnya pada al-habbatus sauda' itu terdapat obat dari segala penyakit, kecuali maut.“ (HR.Muslim no. 2215).
Mungkin ada sebagian dari kaum muslimin ketika membaca hadits di atas terbesit dalam hati kita, "Apa iya, semua penyakit?" Sebagian yang lain (termasuk orang kafir pun) justru menambah semangat mereka untuk meneliti zat tersebut. Apa saja sih kandungan dan khasiatnya? …
Kandungan nigella (Majalah Natural Edisi 01 Januari 2005, hal. 30) :
Oleat (Omega 9), Linoleat (Omega 6), Linolenat (Omega 3)
Minyak-minyak volatile atau minyak esensial
Fitosterol
Alkaloid (Nigelleine dan Nigellamine-n-oxide)
Asam-asam Amino
Jika dicampur dengan ginseng bersungsi sebagai adaptagon untuk menormalkan fungsi organ tubuh dengan cara melancarkan peredaan darah.
Khasiat Nigella Sativa (Majalah Natural Edisi 01 Januari 2005, hal. 31) :
Berdasarkan kandungan Nigella seperti tersebut di atas, maka dapat diperoleh berbagai macam manfaat seperti dibawah ini :
1. Menguatkan sistem kekebalan
. Berdasarkan hasil penilitian, jintan hitam dapat meningkatkan jumlah cells T, yang baik untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Evektifitasnya hingga 72% jika dibandingkan dengan plasebo (hanya 7%). Dr. Basil Ali dan koleganya dari College of Medicine, di Universitas King Faisal, mempublikasikannya dalam jurnal Pharmasetik Saudi. Keampuhan ekstrak Nigella diakui oleh Prof. G Reitmuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat digunakan sebagai bioregulator.
2. Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kewaspadaan
Dengan kandungan asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3), Nigella merupakan nutrisi bagi sel otak yang berguna untuk meningkatkan daya ingat dan kecerdasan. Nigella juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.
3.Menetralkan racun dalam tubuh
Racun dapat mengganggu metabolisme dan menurunkan fungsi organ penting seperti hati, paru-paru dan otak. Gejala ringan keracunan dapat berupa diare, muntah, pusing, gangguan pernapasan dan menurunkan daya konsentrasi. Nigella mengandung saponin yang dapat menetralkan dan membersihkan racun dalam tubuh.
4.Anti histamin
Histamin adalah sebuah zat yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang memberikan ...
reaksi alergi seperti pada asma bronchial. Minyak yang dibuat dari Nigella dapat mengisolasi dithymoquinone, minyak ini sering disebut nigellone yang berasal dari Volatile Nigella. Pemberian minyak ini berdampak positif terhadap penderita asma bronchial. Penelitian yang dilakukan oleh Nirmal Chakravaty MD pada tahun 1993, membuktikan kristal dari dapat menghambat protemkinase C, sebuah zat yang memicu pelepasan histamin.
5. Memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri .
Nigella mengandung minyak atsii dan minyak volatil yang telah diketahui manfaatnya untuk memperbaiki pencernaan. Secara tradisional mminyak atsiri digunakan untuk obat diare. Pada tahun 1992, Jurnal Farmasi Pakistan memuat hasil penelitian yang membuktikan volatile lebih ampuh untuk membunuh strain bakteri V Cholera dan E Coli dibandingkan dengan anti biotik seperti ampicillin dan tetrasiklin.
6. Melancarkan air susu ibu
Koordinasi bagian lemak tidak jenuh dan struktur hormonal yang terdapat pada Nigella dapat melancarkan air susu ibu. Penelitian ini kemudian dimuat dalam literatur penelitian Potchestroom, tahun 1989.
7. Tambahan nutrisi pada ibu hamil dan balita
Kandungan Omega 3, Omega 6 dan Omega 9 yang terdapat pada Nigella merupakan nutrisi yang membantu perkembangan jaringan otak balita dan janin.
Dan khasiat/manfaat lainnya seperti : mengatasi gangguan tidur dan stress, meningkatkan bioaktivitas hormon, memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri, dan tentu mengkonsumsinya adalah berkah sesuai hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia .Akhirnya kita harus menyadari bahwa semua yang datang dari Allah dan rasul-Nya mengandung hikmah yang sangat tinggi dan tak terbatas. Dan habbatus sauda' hanyalah contoh kecil dari hal ini..
Wallahu A’lam.
(Majalah Al-Furqon Edisi 6 tahun IV hal. 32)
Rabu, 29 April 2009
Adab Majelis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar